Jumat, 05 Maret 2010

Stasiun Pengempaan

Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
            Stasiun pengempaan adalah stasiun dimana pengambilan minyak dari pericarp dilakukan dengan jalan melumat dan mengempa. Pelumatan dilakukan dalam Digester sedangkan pengempaan dilakukan didalam Screw Press.

A.                Pelumatan
            Tujuan pelumatan adalah supaya pericarp terlepas dari biji dan menghancurkan sel sel yang mengandung minyak sehingga minyak dapat diperas sebanyak banyaknya pada proses ini.
            Pelumatan dilakukan dalam digester yang berbentuk silinder tegak dengan kapasitas 10 ton/jam dan dilengkapi dengan steam jackted. Didalam digester dipasang impeller pengaduk yang terdiri dari pisau pemotong dan pisau pelempar untuk proses pelumatan. Pisau pisau ini dibuat bersilang antara satu dengan yang lainnya, agar daya aduk dari pisau ini cukup besar maka letak pisau pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik dan dengan demikian pelumatan dapat  lebih sempurna.
            Dalam digester brondolan diaduk dengan pisau pisau pengaduk yang berputar pada as sehingga pericarp pecah dan terlepas dari bijinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan ini adalah :
·         Minyak yang terbentuk dalam proses pengadukan harus dikeluarkan karena jika minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang.
·         Digester harus selalu penuh, atua sedikitnya ¾ dari kapasitas digester jika diisi penuh agar tekanan yang ditimbulakn dapat mempertinggi daya gesekan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang sempurna.

B.                 Pengempaan (Pressing)
            Massa yang merupakan hasil proses pelumatan dari digester masuk ke dalam alat pengempa yang berbentuk double screrw press. Pengemn[paan ini bertujuan untuk memeras minyak kasar (crude oil) sebanyak mungkin dari pericarp sehingga kehilangan minyak sekecil kecilnya. Alat ini terdiri dari sebuah silinder horizontal yang berlubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir (horizontal double screw press worm). Tekanan kempa diatur oleh dua buah konis yang berada pada bagian ujung  pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolis. Kapasitas screw press ini 10 ton/jam dengan tekanan kempa 50-60 kg/cm2.


Sifat Fisis & Kimia Minyak Sawit

Sifat Fisika Minyak Kelapa Sawit
Minyak sawit merupakan trigliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari trigliserida tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut.

Titik lebur berbagai trigliserida

Gliserida
Titik Lebur (oC)
Tri-Laurat
46.57
Tri-Mystristin
57.00
Tri-Palmitin
65.50
Tri-Stearin
75.50
Tri-Olein
4.90
Tri-Linolein
12.90
di-Palmitat Stearin
34.50
Olso palmitro Stearin
31.00
Palmitro di-Olein
18.00
Olso linolein
15.00
(Sumber : Ketaren,1989)
Adapun atom H pada gugus hidroksil ini dapat digantikan oleh alkali dari asam lemak sehingga minyak merupakan ester dari gliserol. Lemak hewani banyak mengandung sterol yang sering disebut kolesterol, sedangkan minyak nabati lebih banyak mengandung fitosterol, sehingga bentuknya cair.
Ada tiga jenis lemak/minyak nabati yang berbentuk cair :
1.Drying Oil
            Minyak ini memiliki bilangan iodium 130 yang mengandung asam lemak linoleat dan sedikit sekali asam lemak jenuh. Bila minyak ini kontak dengan udara, maka akan membentuk lapisan yang keras sehingga baik digunakan untuk cat dan vernis.
2.Semi Drying oil
   Minyak ini mengandung bilangan jodium 100-130 yang mengandung asam lemak tak jenuh seperti asam linoleat.
3.Non Drying Oil
   Minyak kelapa sawit termasuk golongan lemak/minyak ini, dimana kandungan bilangan iodiumnya 100. Minyak ini juga mengandung asam lemak jenuh dan sedikit asam lemak tak jenuh terutama asam oleat.

Sifat Kimia Minyak Kelapa Sawit
            Sifat sifat kimia minyak kelapa sawit meliputi beberapa reaksi penting. Beberapa dari reaksi tersebut dinginkan dan ada reaksi yang tidak diinginkan.
1.Reaksi Hidrolisis
   Ikatan ester dari molekul trigliserida dapat dihidrolisis menjadi asam lemak bebas, sebagian gliserida dan gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelembaban tinggi dan temperatur tinggi mempercepat hidrolisa dalam asam lemak bebas tinggi.
       
 
                                                    
 



    




2.Reaksi Oksdasi
Minyak sawit relatif stabil dengan panas dan oksidasi disebabkan kandungan poly-unsaturated asam lemaknya rendah (diethenoid dan triethenoid). Akan tetapi minyak masih dapat dipengaruhi oleh beberapa oksidasi yang disebabkan tingginya persentase asam mono-unsaturated  oleat (monoethenoid) yang bersama sama dengan asam linoleat dan lain lainnya membentuk ± setengah asam lemak yang berat molekulnya lebih rendah dalam minyak kelapa sawit, aldehid dan keton. Senyawa senyawa ini menimbulkan bau dan rasa yang tidak diinginkan (bau tengik). Tipe dari bau yang tidak diinginkan ini tergantung pada komposisi asam lemak minyak, ketidak jenuhannya (asam oleat), kandungan poly-unsaturated, dan adanya anti oksida asam.
Reaksi :          
RH        +         O2            Radikal Bebas

     OH      H                                O                                                    
                                                          
R – CH – CH – COOH    R – C – CH2 – COOH
      Asam Hidroksi                    Asam Keton

      O                                           O
                                                
R – C – CH2 – COOH      R – C – CH3
                  Asam Keton                        Keton

                        Mutu Minyak Kelapa Sawit
Warna minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kandungan karoten dalam minyak tersebut. Karoten dikenal sebagai sumber vitamin A, umunya terdapat pada tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning termasuk kalapa sawit, tetapi para konsumen tidak menyukainya. Sehingga para produsen berusaha menghilangkan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan bleaching eat. Adapun sifat sifat karoten tersebut adalah :
  • Mudah dioksidasi oleh enzim lepuxudae
  • Dapat mengasorbsi cahaya
  • Tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol
  • Larut dalam minyak, kloroform, petroleum, benzen dan eter
  • Sensitif terhadap aksidasi dan cahaya
Mutu minyak kelapa sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi maka akan timbul bau tengik disamping juga dapat menimbulkan korosi sehingga dapat merusak peralatan.
Dengan demikian kadar asam lemak bebak ini harus dikurangi. Faktor faktor yang menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit adalah kadar air yang terdapat dalam minyak kelapa sawit tersebut menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase dalam minyak kelapa sawit tersebut. Reaksi hidrolisa ini akan menghasilkan asam lemak bebas (ALB) dan semakin lama semakin meningkat  kadar asam lemak bebasnya.

TRANSLATE THIS BLOG

Labels